ARTI SILATURRAHMI
Makna Bahasa: Silaturahmi (shilah ar-rahim dibentuk
dari kata shilah dan ar-rahim. Kata shilah berasal dari
washala-yashilu-wasl(an)wa shilat(an), yang artinya adalah hubungan. Adapun Ar-Rahim
yaitu rahim atau kerabat. Asalnya dari Ar-Rahmah (kasih sayang), digunakan
untuk menyebut rahim atau kerabat karena orang-orang saling berkasih sayang,
kareng hubungan rahim atau kerabatan itu. Di dalam Al-Qur’an, kata Al-Arham
terdapat dalam tujuh ayat, sumuanya bermakna rahim atau kerabat. Dengan demikian,
secara bahasa shilah Ar-Rahim (silaturahmi) artinya adalah hubungan
kekerabatan.
10 MANFAAT BER SILATURAHMI
- Mendapatkan ridha dari Allah SWT.
- Membuat orang yang kita kunjungi berbahagia. Hal ini amat sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, yaitu "Amal yang paling utama adalah membuat seseorang berbahagia."
- Menyenangkan malaikat, karena malaikat juga sangat senang bersilaturahmi.
- Disenangi oleh manusia.
- Membuat iblis dan setan marah.
- Memanjangkan usia.
- Menambah banyak dan berkah rejekinya.
- Membuat senang orang yang telah wafat. Sebenarnya mereka itu tahu keadaan kita yang masih hidup, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka merasa bahagia jika keluarga yang ditinggalkannya tetap menjalin hubungan baik.
- Memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan, mempererat dan memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan.
- Menambah pahala setelah kematiannya, karena kebaikannya (dalam hal ini, suka bersilaturahmi) akan selalu dikenang sehingga membuat orang lain selalu mendoakannya.
HADIST TENTANG SILATURAHMI
“Sesungguhnya
kebajikan yg utama ialah apabila seorang anak melanjutkan hubungan
(silaturrahim) dgn keluarga sahabat baik ayahnya.”
“Sesungguhnya
kebajikan yg utama ialah apabila seseorang melanjutkan hubungan (silaturrahim)
dgn keluarga sahabat baik ayahnya.”
“Di antara
bakti seseorang yg paling baik kepada orang tuanya adl menyambung tali keluarga
karib orang tuanya setelah orang tuanya meninggal dunia.' Sesungguhnya bapak
orang Arab badui itu dahulu adaIah teman Umar bin Khaththab.”
RAHASIA
SILATURAHMI
Tahukah
kalian tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun
keburukan? 'Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan,' sabda Rasulullah
SAW, 'adalah balasan (pahala) orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan
tali silaturahmi, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah
balasan (siksaaan) bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali
persaudaraan" (HR
Ibnu Majah). Silaturahmi tidak
sekadar bersentuhan tangan atau memohon maaf belaka. Ada sesuatu yang lebih
hakiki dari itu semua, yaitu aspek mental dan keluasan hati. Hal ini sesuai
dengan asal kata silaturahmi itu sendiri, yaitu shilat atau washl, yang berarti
menyambungkan atau menghimpun, dan ar-rahiim yang berarti kasih sayang. Makna
menyambungkan menunjukkan sebuah proses aktif dari sesuatu yang asalnya tidak
tersambung. Menghimpun biasanya mengandung makna sesuatu yang tercerai-berai
dan berantakan, menjadi sesuatu yang bersatu dan utuh kembali. Tentang hal ini
Rasulullah SAW bersabda, "Yang disebut bersilaturahmi itu bukanlah
seseorang yang membalas kunjungan atau pemberian, melainkan bersilaturahmi itu
ialah menyambungkan apa yang telah putus" (HR Bukhari).
Oleh
karena itu, menjadi sangat penting bagi kita untuk menyadari bahwa silaturahmi
tidak hanya merekayasa gerak-gerik tubuh, namun harus melibatkan pula aspek
hati. Dengan kombinasi bahasa tubuh dan bahasa hati, kita akan mempunyai
kekuatan untuk bisa berbuat lebih baik dan lebih bermutu daripada yang
dilakukan orang lain pada kita. Kalau orang lain mengunjungi kita dan kita
balas mengunjunginya, ini tidak memerlukan kekuatan mental yang kuat. Namun,
bila ada orang yang tidak pernah bersilaturahmi kepada kita, lalu dengan
sengaja kita mengunjunginya, maka inilah yang disebut silaturahmi. Apalagi
kalau kita bersilaturahmi kepada
orang yang membenci kita atau seseorang yang sangat menghindari pertemuan
dengan kita, lalu kita mengupayakan diri untuk bertemu dengannya. Inilah
silaturahmi yang sebenarnya. Dalam sebuah hadis diungkapkan, "Maukah
kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada shalat dan
shaum?" tanya Rasul pada para sahabat. "Tentu saja," jawab
mereka. Beliau kemudian menjelaskan, "Engkau damaikan yang bertengkar,
menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara
yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan tali
persaudaraan di antara mereka adalah amal saleh yang besar pahalanya.
Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah
ia menyambungkan tali silaturahmi" (HR.Bukhari Muslim). Dari sini terlihat
jelas, betapa pentingnya menyambungkan tali silaturahmi dan memperkuat nilai
persaudaraan tersebut. Betapa tidak! Dengan silaturahmi maka akan terjalin rasa
kasih sayang dengan sesama manusia, bahkan dengan makhluk Allah lainnya. Bila
ini terjadi maka rahmat dan kasih sayang Allah pun akan turun dan menaungi
hidup kita. Tapi sebaliknya, rahmat dan kasih sayang Allah akan menjauh bila
tali silaturahmi sudah terputus di antara kita. Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya rahmat Allah tidak akan turun kepada suatu
kaum yang di dalamya ada orang yang
memutuskan tali persaudaraan".
Seorang
sahabat yang bernama Abu Awfa pernah bekisah. Ketika itu, kata Abu Awfa, kami
berkumpul dengan Rasulullah SAW. Tiba-tiba beliau bersabda, "Jangan duduk
bersamaku hari ini orang yang memutuskan tali silaturahmi". Setelah itu
seorang pemuda berdiri dan meninggalkan majelis Rasul. Rupanya sudah lama ia
memendam permusuhan dengan bibinya. Ia segera meminta maaf kepada bibinya
tersebut, dan bibinya pun memaafkannya. Ia pun kembali ke majelis Rasulullah
SAW dengan hati yang lapang. Sahabat, bagaimana mungkin hidup kita akan tenang
kalau di dalam hati masih tersimpan kebencian dan rasa permusuhan. Perhatikan
keluarga kita, kaum yang paling kecil di masyarakat. Bila di dalamnya ada beberapa
orang saja yang sudah tidak saling tegur sapa, saling menjauhi, apalagi kalau
di belakang sudah saling menohok dan memfitnah, maka rahmat Allah akan di
jauhkan dari rumah tersebut. Dalam skala yang lebih luas, dalam lingkup sebuah
negara. Bila di dalamnya sudah ada kelompok yang saling jegal, saling fitnah,
atau saling menjatuhkan, maka dikhawatirkan bangsa tersebut akan semakin jauh
dari rahmat dan pertolongan Allah SWT.
Dari
sini bisa kita pahami kenapa Rasul tidak menoleransi sekecil apapun perbuatan
yang bisa menimbulkan perpecahan dan permusuhan. Dalam sebuah hadis yang
diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Berhati-hatilah
kalian terhadap prasangka, sebab prasangka itu sedusta-dustanya cerita. Jangan
pula menyelidiki, mematai-matai, dan menjerumuskan orang lain. Dan janganlah
saling menghasud, saling membenci, dan saling membelakangi. Jadilah kalian
sebagai hamba Allah yang bersaudara" (HR Bukhari Muslim).
Silaturahmi adalah kunci terbukanya
rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dengan terhubungnya silaturahmi, maka ukhuwah
Islamiyah akan terjalin dengan baik. Ini sangat penting. Sebab, bagaimana pun
besarnya umat Islam secara kuantitatif, sama sekali tidak ada artinya, laksana
buih di lautan yang mudah diombang-ambing gelombang, bila di dalamnya
tidak ada persatuan dan kerja sama
untuk taat kepada Allah. Wallahua'lam bish-shawab.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar